Search This Blog

Untuk Apa Babi Diciptakan jika diharamkan :


“Mengapa babi diciptakan jika ia haram? Untuk apa diciptakan jika tidak ada kemanfaatan?”

Seperti dibahas dalam Al Quran dengan tegas menyatakan haramnya daging babi. Bahkan, pengharaman babi disebutkan empat kali. Yakni di Surat Al Baqarah ayat 173, Surat Al Maidah ayat 3, surat Al An’am ayat 145 dan surat An Nahl ayat 115.

selain dibahas di Al Quran juga di bahas di dalam Alkitab
larangan makan babi. Larangan tersebut tercantum dalam kitab Imamat 11:7-8, kitab Ulangan 14:8 dan kitab Yesaya 65:2-5.

Adapun alasanya adalah selain alasan diatas adalah :

1. Untuk menguji manusia
Babi yang diharamkan sebenarnya merupakan ujian untuk manusia seberapa ia patuh kepada Sang Pencipta. Manusia yang memakannya, maka ia tidak lulus dalam ujian itu. Manusia yang berpegang teguh pada larangan Allah dengan tidak memakannya, maka ia lulus dalam ujian itu.

2. Sebagai pelajaran agar tidak menjadi sepertinya
Babi dikenal sebagai binatang yang malas, jorok dan rakus. Begitu joroknya babi, ia sampai memakan kotorannya sendiri. Bahkan, makanan yang akan ia makan kadang-kadang dikencingi dulu sebelum dilahap. Rakusnya babi bisa dilihat dari makanan apapun yang ada di depannya akan dilahap. Sampah dan kotoran pun dilahap. Bahkan demi memuaskan kerakusannya, makanan yang telah memenuhi perutnya dimuntahkan kemudian dimakannya kembali.

Adanya babi selayaknya mengingatkan manusia agar tidak malas, tidak jorok dan tidak rakus.
Read More .......

Garam Dunia

Injil Matius
5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.


Selain melezatkan makanan, garam lazim digunakan untuk mengawetkan makanan, mencegah pembusukan. Garam adalah alternatif terbaik untuk menghalau kuman dan mencegah infeksi karena gigitan serangga. Garam bisa digunakan untuk memadamkan api, juga mencairkan salju yang membeku. Melalui Google, kita masih bisa menemukan 14.000 lebih manfaat garam bagi kehidupan manusia.

Tuhan Yesus menyamakan kita dengan garam, “Kamu adalah garam dunia.” Seperti garam yang memberi banyak manfaat, Tuhan ingin kita memberkati kehidupan banyak orang. Namun, hakikat garam itu bersifat laten atau tersembunyi. Tersamar, tak kentara, dan secukupnya saja. Tidakkah garam itu melezatkan makanan tanpa pernah menjadi makanan itu sendiri? Itu artinya menjadi garam dunia menuntut kita dalam memberkati tidak menonjolkan diri, memberi manfaat tanpa pamer diri. Tidak tampak superior, tidak populer, bahkan tanpa pamrih. Anda bukan superstar, tetapi dipilih Tuhan untuk membuka jalan bagi seorang bintang. Anda tetap tersembunyi meskipun sumbangsih Anda menyemarakkan dunia. Anda mewarnai keberhasilan orang lain tanpa menerima piala atau medali. Anda adalah pahlawan tak dikenal yang memerdekakan kehidupan orang lain.

Tahukah Anda di balik sebutir garam itu tersembunyi kerendahan hati? Menjadi garam dunia itu bekerja dengan baik dan benar, tetap tulus dan jujur meski kelicikan dan kepicikan meruyak di negeri ini. Siapkah menggarami orang-orang di sekitar Anda, termasuk mereka yang menolak Anda?ASA
MENJADI GARAM DUNIA BERARTI
MEMBERKATI SESAMA DALAM KERENDAHAN HATI
Read More .......