
Pada
saat itu, Mesir diperintah oleh dinasti Fatimiyah Khalifah Al Mu'izz
Ledeenallah Al Fatemy. Selama periode ini, gereja Koptik berada di bawah
pimpinan Paus Koptik, seorang Suriah dengan nama Anba Abram. Pada saat
itu, orang-orang Koptik (Kristen) di Mesir bekerja dalam bidang
kerajinan. Simon bekerja di salah satu tempat kerajinan di bidang
penyamakan, kerajinan yang masih dikenal di sana sampai hari ini.
Khalifah
Al Muizz, seorang pria yang tercerahkan, sangat menyukai pertemuan para
cendekiawan dan pemimpin agama untuk berdebat di hadapannya. Dalam
salah satu pertemuan di mana Paus Abram dan seorang Yahudi bernama Yakub
Ibn Killis hadir, Paus berada di atas angin dalam perdebatan.
Merencanakan untuk membalas dendam, Ibn Killis mengutip ayat di mana
Tuhan Yesus berkata dalam Matius 17:20: " Sesungguhnya sekiranya kamu
mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung
ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan
takkan ada yang mustahil bagimu. "Ibn Killis menuntut Paus untuk
membuktikan bahwa agamanya benar dengan cara ini. Khalifah sendiri
melihat hal ini sebagai kesempatan untuk memindahkan gunung yang
mengganggu pandangannya!
Setelah mendengar ibn Killis mengatakan ini, Khalifah bertanya Abraham "Apakah pendapatmu tentang hal ini? Benarkah Injil itu atau tidak?" Patriarkh itu menjawab "Ya, benar itu ada di dalamnya." Setelah mendengar jawaban Abram, Khalifah menuntut supaya mujizat ini harus dilakukan oleh Abram atau dia dan semua Koptik akan dibunuh dengan pedang. Setelah mendengar ultimatum ini patriark atau bapa gereja itu meminta waktu tiga hari dan ia mengatakan bahwa,”Kami tidak dapat berbuat apa-apa tanpa campur tangan Tuhan.”
Setelah mendengar ibn Killis mengatakan ini, Khalifah bertanya Abraham "Apakah pendapatmu tentang hal ini? Benarkah Injil itu atau tidak?" Patriarkh itu menjawab "Ya, benar itu ada di dalamnya." Setelah mendengar jawaban Abram, Khalifah menuntut supaya mujizat ini harus dilakukan oleh Abram atau dia dan semua Koptik akan dibunuh dengan pedang. Setelah mendengar ultimatum ini patriark atau bapa gereja itu meminta waktu tiga hari dan ia mengatakan bahwa,”Kami tidak dapat berbuat apa-apa tanpa campur tangan Tuhan.”
Maka,
setelah tiga hari berdoa dan puasa dilakukan oleh semua orang Kristen
di seluruh tanah Mesir, Simon dipilih untuk memindahkan gunung Mokattam.
Dikatakan bahwa gempa besar melanda gunung. Setiap kali orang-orang
berdiri untuk beribadah, gunung itu terdorong sehingga matahari akan
terlihat dari bawahnya. Ketika orang-orang duduk, gunung terdorong ke
bawah. Hal ini terulang sampai tiga kali. Setelah itu, Khalifah yang
ketakutan melihat apa yang terjadi akhirnya memeluk hangat Paus dan ini
adalah awal baru bagi persahabatan yang baik antara mereka. Namun, Simon
tiba-tiba menghilang dan tidak pernah ditemukan.
No comments:
Post a Comment